NASA meluncurkan satelit untuk menelusuri karbondioksida. Peluncuran
satelit ini merupakan bagian dari penelitian tentang pemanasan global.
Dilansir Nytimes,
Senin (30/6/2014), setiap hari, sekira 100 juta ton karbondioksida
dihasilkan dari industri minyak dan batu bara melalui pembakaran.
Kemudian, karbondioksida ini melayang ke udara.
Peneliti
mengatakan, karbondioksida atau gas ini terperangkap di atmosfer,
menghasilkan pemanasan global secara bertahap. Kabarnya, setengah dari
karbondioksida ini menetap di atmosfer, setengahnya lagi kembali lagi ke
Bumi.
Karbondioksida yang kembali ke Bumi mengalami proses
pelarutan dalam lautan. Ini yang masih menjadi teka-teki bagi peneliti,
di mana gas karbondioksida yang ada di Bumi dapat menghilang.
"Di
suatu tempat di Bumi, di darat, seperempat dari semua emisi
karbondioksida yang dirilis melalui emisi bahan bakar fosil menghilang,"
ungkap David Crisp, ilmuwan senior di NASA Jet Propulsion Laboratory.
Satelit
Orbiting Carbon Observatory-2 dijadwalkan meluncur pada Selasa dari
Vandenberg Air Force Base, California untuk menjawab teka-teki
karbondioksida yang menghilang. Satelit ini akan berada pada ketinggian
438 mil dan mengamati titik yang sama setiap 16 hari pada perputaran
Bumi.
Melalui bantuan satelit, pengukuran akan dilakukan yang
memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati naik turunnya karbondioksida.
Peneliti juga ingin mengetahui perubahan keseimbangan tingkat
karbondioksida melalui musim kemarau atau hujan.
sumber: http://techno.okezone.com/read/2014/06/30/56/1005948/nasa-luncurkan-satelit-pelacak-karbondioksida
NASA Luncurkan Satelit Pelacak Karbondioksida
Diposting oleh
Unknown
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar